Dok. Istimewa |
SERANG | Maraknya oknum calo pencairan BPJSTK (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan) khususnya di wilayah Provinsi Banten perlu di waspadai.
Kelompok Kera hitam yang berkeliaran memanfaatkan data untuk mencari keuntungan di dalam BPJSTK rupanya kian menggurita bahkan mereka membuat kelompok yang begitu masif.
Sebelumnya serangtimur.co.id telah mengkonfirmasi matan kera hitam soal bagaimana mereka (para calo-red) merampok dana yang ada di BPJSTK dengan modal NIK. Mulai siapa pelakunya, bagaimana modusnya dan dari mana data non peserta yang tiba-tiba namanya muncul sebagai peserta lalu di ajukan untuk di klime.
Sumber menyatakan, meskipun pencairan BPJSTK menggunakan sistem JMO atau Lapak Asik, namun hal itu tidak menjadikan para broker atau calo tidak bisa dengan leluasa melakukan pengecekan data peserta hingga pencairan, mereka (calo-red) lebih masif melakukan pergerakan.
"Mau sistem JMO atau sistem Lapak Asik bukan persoalan bagi para calo. Sebab, sistem dan data kepesertaan bisa di akses, tentunya ada dugaan keterlibatan orang dalam (oknum-red) BPJSTK yang ikut serta dan bekerjasama dengan calo," kata sumber.
Dalam sepengalamannya membantu proses pencairan BPJSTK yang dilakukan dengan cara lacak peserta melalui data dan nomor KTP, selebihnya pengecekan itu dibantu oleh oknum orang dalam juga.
"Kita bisa lacak siapapun berdasarkan NIK. Dan yang pasti data itu dikeluarkan oleh orang dalam BPJSTK juga, tidak mungkin data bisa di lacak dan data peserta orang bisa diketahui isi saldonya tanpa kerjasama dengan oknum itu tadi," tukasnya.
Untuk para calo sendiri, lanjut sumber menjelaskan, bisanya mereka mendatangi calon (orang-red) yang datanya sudah berhasil dicek terlebih dahulu, dengan penawaran jasa upah dengan dalih dapat mencairkan dengan waktu yang cepat.
Berita terkait: https://www.serangtimur.co.id/2024/09/bobroknya-sistem-pencairan-bpjstk-yang.html
"Mereka para calo itu punya data best peserta. Mana yang sudah bisa dicairkan atau tidak, sehingga mereka tahu mana calon target yang bisa di claime," tandasnya.
Parahnya lagi, kata dia, bobroknya sistem BPJSTK ini, bukan hanya si peserta yang terdaftar, dengan menggunakan NIK, para calo bisa memanipulasi data kepesertaan yang kemudian bisa cair, padahal orang tersebut bukan perserta.
"Untuk permainan calo saat ini seperti itu. Mereka bisa melakukan pengecekan hanya menggunakan NIK. Ya kalo tidak ada keterlibatan orang dalam BPJSTK tidak mungkin calo-calo ini bisa melakukan itu," tegasnya.
Baru baru ini, sumber kembali menyatakan bahwa kelompok kera hitam perampok dana BPJSTK masih masif melakukan aksinya, bahkan lebih parahnya, para kera bisa memindahkan dana peserta bermasalah ke data milik peserta lain.
"Jadi modus mereka mencari data peserta yang sudah pernah di clime. Lalu mereka menggunakan data itu untuk memindahkan dana milik peserta yang bermasalah," akunya.
Ia mencontohkan, semisal peserta bekerja di pabrik A dengan masa 5 bulan lalu berhenti. Nah data milik peserta semacam itu yang di ambil, karena biasanya orang yang baru jadi peserta dengan masa kerja sebentar tidak pernah melakukan klaim.
Ia menduga, apa yang dilakukan para kera hitam itu tidak serta merta dilakukan dengan mudah. Adanya dugaan oknum kera dari dalam BPJSTK sendiri ikut terlibat dalam proses itu.
"Mereka tidak mungkin bermain seperti itu tanpa keterlibatan oknum dalam BPJSTK dan oknum HRD perusahaan tertentu. Karena hanya orang dalam yang tahu data peserta bermasalah," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar