20 Karyawati PT. BBI Adukan Nasibnya ke Ketua Majlis Ta'lim dan Sholawat Tarbiyatul Hijaiyah, Ustadz Arief beri Tanggapan Ini

Ansori S
Kamis, September 26, 2024 | 11:30 WIB Last Updated 2024-09-26T04:32:08Z
Dok. Puluhan karyawati PT. BBI datangi Majelis Ta'lim dan majelis sholawat Tarbiyatul Hijaiyah Cikande 

SERANG | Sekitar 20 karyawati PT. Balaraja Barat Indah (BBI) mendatangi Ustadz Arief untuk menyampaikan keluhan dan rasa keberatan mereka atas sikapnya yang mendukung penutupan pabrik tersebut.


Para karyawati menyampaikan kekhawatiran mereka terkait dampak penutupan pabrik terhadap mata pencaharian mereka.


Salah satu karyawati menyampaikan, bahwa untuk mendapatkan pekerjaan di pabrik tersebut, ia harus membayar sejumlah uang yang tidak kecil.


"Saya masuk pabrik itu membayar 13 juta, Pak Ustadz, jika pabrik ini ditutup bagaimana nasib kami," ungkap salah satu karyawati, yang menambahkan bahwa kehilangan pekerjaan akan berdampak buruk bagi ekonomi keluarganya, Sabtu (21/9). 


Pada kesempatan itu, Ustadz Arief yang juga pimpinan Majelis Ta'lim dan majelis sholawat Tarbiyatul Hijaiyah Cikande tersebut tetap berpegang teguh pada prinsip keagamaannya.


Ia menegaskan bahwa sebagai seorang ulama, ia memiliki tanggung jawab untuk menentang keberadaan industri yang memproduksi minuman keras di wilayahnya.


"Ini adalah bagian dari tugas saya sebagai seorang muslim. Saya takut di akhirat nanti Allah akan menuntut saya, mengapa saya diam saja saat ada pabrik miras di lingkungan saya," ujar Ustadz Arief.


Dalam pandangannya, keberadaan pabrik minuman keras membawa dampak negatif yang sangat besar bagi masyarakat. Ustadz Arief menjelaskan bahwa minuman keras atau khamr diharamkan dalam agama Islam karena dapat merusak akal, kesehatan, serta moral seseorang. 


“Khamer adalah induk dari segala dosa. Selain membahayakan jiwa dan raga, minuman ini juga berpotensi menghancurkan akal sehat seseorang dan berdampak buruk bagi keluarga serta masyarakat,” jelasnya.


Ustadz Arief juga menyoroti dampak sosial yang ditimbulkan oleh keberadaan PT. BBI, yang dinilainya merusak tatanan sosial dan mengancam masa depan generasi muda. 


"Jika kita melihat dari segi maslahat dan mafsadat, jelas keberadaan pabrik ini lebih banyak menimbulkan kerusakan dibanding manfaatnya. Ini bukan hanya soal ekonomi, tapi soal masa depan bangsa," tegasnya.

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • 20 Karyawati PT. BBI Adukan Nasibnya ke Ketua Majlis Ta'lim dan Sholawat Tarbiyatul Hijaiyah, Ustadz Arief beri Tanggapan Ini

Tidak ada komentar:

Trending Now

Iklan