Dok. Istimewa |
TANGERANG | Selamat ulang tahun ayahku, ini sebuah kado untukmu dari seorang putra sulungmu maafkan anakmu saat ini hanya bisa memberi ide kado melalui pemikiran bukan berupa materi.
Ahmad Sahlul Mafakhir Kaffa, Suatu malam bulan oktober di pondok pesantren daarul falahiyyah, kala itu saya ingat betul bahwa kami sedang melaksanakan pengajian bersama teman teman angkatan jamaica kepada ayahanda saya KH.Ahmad Imron.
Malam itu saya tersadar betul atas perkataan ayahanda tentang pentingnya kekuasaan di taruh kepada orang orang bermoral, berintregritas, berkompetensi dan punya semangat hidup mengangkat harkat martabat setiap rakyat indonesia lebih lebih dari golongan orang orang pesantren
Beliau memulai pengajian dengan gayanya yang khas mengasyikan sekaligus membuka luas pandangan politik orang orang pesantren, di tengah tengah pengajian kitab riyadussolihin ada sebuah ucapan menarik dari ayahanda ketika membaca sebuah kalimat dari kitab riyadussolihin yang berbunyi : ‘ تؤخذ من أغنياءهم فتردّ على فقراءهم ‘ yang artinya ‘ mengambil harta dari orang orang kaya kemudian kita kembalikan lagi kepada orang orang miskin 'ya betul ! inilah konsep bernegara, pemerataan ekonomi yang sesungguh nya sebuah konsep yang di tulis al imam abi zakariya beribu ribu abad yang lalu dan masih di ajarkan dalam pondok pesantren hingga saat ini.
Dan saya, ya saya !berpendapat, jika yang paham konsep bernegara adalah mereka yang belajar tata cara konsep bernegara dibalut dengan pondasi keilmuan pesantren yang saya yakini akan membawa perasaan moral sangat akan amat tinggi dalam segala tindakan yang akan di lakukan.
Maka besok kelak anak anak inilah yang harusnya mengemban jabatan-jabatan kekuasaan penting, bukan lagi mereka para oligarki, para borjuis atau mereka yang melakukan tindakan nepotisme yakni hanya mementingkan, memperkaya dirinya sendiri dan keluarganya.
Inilah kekuatan idealisme santri - santri dari bilik gubuk pesantren yang sering mereka anggap tak berkompetensi dan tak paham konsep bernegara, dan jika !! dan jika yang anti politik adalah muslim people sendiri maka mereka sesungguhnya harus bahkan wajib tahu akan sebuah maqolah yang berbunyi : ‘ كانت بنو إسراءيل تسوسوهم الأنبباء' artinya yang bergerak dalam medan perjuangan politik demi rakyat sesungguhnya dari zaman dahulu adalah para nabi, maka jika ada people muslim yang merasa anti politik anti kekuasaan padahal mereka mengaku ulama maka mereka bukanlah termasuk ‘ العلماء ورثة الأنبياء ' mereka tidak termasuk pewaris para nabi, karena sesungguhnya para nabi lah dari zaman dahulu yang memegang jabatan politis.
Mengapa para nabi memegang jabatan politis ? jawabannya tentu adalah karena para nabi sedari dahulu sangat paham bahwa jabatan politis adalah alat kepentingan rakyat yang sangat penting dan luas, dan jika jabatan politis itu di pegang oleh mereka mereka yang tidak berintegritas dan bermoral maka apa jadinya nasib beratus ratus juta rakyat kita di tangan para politisi?!
Bersyukurlah kita hari ini warga muslim ahlussunah wal jama'ah mempunyai Gus Muhaimin (wakil ketua DPR RI) yang lahir dari rahim pesantren dan terjun pada dunia politik demi kepentingan umat dan rakyat.
Akhirul kalam wallahul muwaffiq ila aqwamit-thariiq wassalamualaikum wr wb
Gus Fakhier, Banten 2023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar