Dok. Mantri Suhendi (ist) |
SERANG | Kasus kematian Kades Curug Goong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang Salamunasir yang diduga akibat suntikan dari Mantri Suhendi sudah 4 bulan bergulir.
Dari beberapa informasi yang berhasil dirangkum oleh Redaksi serangtimur.co.id, berbagai spekulasi muncul, bahkan yang paling menonjol, pangkal dari persoalan tersebut akibat adanya hubungan asmara antara korban Kades Curug Goong Salamunasir dan Noviana Nufus istri Materi Suhendi.
Pada beberapa waktu lalu Redaksi serangtimur.co.id berkesempatan mendatangi Mantri Suhendi di Rutan Kelas II Serang. Disana, Redaksi berbincang-bincang dengan Mantri Suhendi atas peristiwa kematian Kades Curug Goong Salamunasir.
Kepada Redaksi, Mantri Suhendi mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi hingga Salamunasir meninggal dunia akibat suntikan tersebut.
Menurut Sang Mantri, sangkaan terhadap dirinya terhadap pasal 340 sangat tidak masuk akal, sebab dirinya tidak pernah punya niat apalagi merencanakan untuk membunuh orang lain (Salamunasir-red).
Karena, lanjut Mantri, saat pertama dirinya diamankan oleh pihak Kepolisian, saat itu dirinya masih dalam kondisi trauma dan takut, sehingga apa yang dinyatakan penyidik dijawab semaunya.
"Saya ini tenaga kesehatan, mana mungkin di benak saya ada niat untuk membunuh orang lain. Jika saya merencanakan bukan alat suntikan yang saya bawa mungkin pisau, golok atau alat lainnya, dan bukan pula saya datang kerumah Salamunasir," kata Suhendi.
Sambung Suhendi, alat suntikan yang dibawanya saat mendatangi Salamunasir awalnya hanya untuk berjaga-jaga, khawatir kemudian ada hal-hal yang tidak diinginkan terhadap dirinya, karena kata Suhendi, Salamunasir itu Kades dan pasti punya banyak anak buah.
Bahkan, kata pria kelahiran Lebak 35 tahun lalu ini, jika dirinya memiliki niat untuk membunuh, dirinya tidak akan pernah ikut menolong, dan membawa korban ke Puskesmas Padarincang hingga RSUD Banten.
"Saya juga tidak menyangka akan terjadi seperti ini, yang jelas niat saya hanya untuk memberikan pelajaran kepada Salamunasir karena sudah melakukan perselingkuhan dengan istri saya. Dan semua itu diluar dugaan saya," ujarnya.
"Awalnya saya khawatir saya yang dianiaya, karena dia (Salamunasir-red) adalah Kepala Desa, intinya niat saya hanya untuk jaga-jaga, karena kedatangan saya bukan untuk bertamu tapi meminta pejelasan dari Salamunasir terkait foto-foto dalam handphone milik istri saya," tambahnya.
Mantri Suhendi juga menceritakan, soal alat suntik yang ia bawa bukan berisi racun, tetapi cairan Rocuronium, yang fungsinya untuk melemaskan saja jika disuntikan. Adapun kejadian hingga Salamunasir kemudian kejang hingga meninggal dunia di luar kehendaknya.
"Saya tidak punya niatan untuk membunuh, saya hanya ingin memberikan pelajaran kepada Salamunasir, dan saat itu saya terbawa emosi sesaat saya melihat isi galeri handphone istri saya," terangnya.
"Kejadian itu diluar kendali saya. Saya sangat emosi saat itu dan gelap mata, saya bukan orang kriminal, saya ini Mantri dan demi Allah saya tidak punya niat atau merencanakan membunuh orang lain," tambahnya.
Suhendi juga memohon kepada Majelis Hakim untuk dapat mempertimbangkan putusan hukum yang akan dijalaninya, sebab dirinya tidak punya niat untuk menghilangkan nyawa orang lain. Dirinya melakukan tindakan tersebut lantaran terbawa emosi.
"Saya juga keadilan yang seadil-adilnya, saya bukan pembunuh, saya tidak punya niat membunuh," tukasnya.
"Soal Perselingkuhan"
Mantri Suhendi juga menceritakan, tentang kedekatan istrinya dengan Salamunasir yang diketahuinya dari handphone yang dibelikan Salamunasir dan isi galeri foto yang menjadi penyebab dirinya gelap mata.
"Sebenarnya banyak hal yang belum saya ketehui selain isi galeri foto, dan itu saya ketehui setelah saya berada di kantor Polisi. Seperti halnya cerita ke Bromo, dibelikan mobil dan lainnya. Jika diibaratkan saya ini sudah jatuh tertimpa tangga, sudah istri saya di selingkuhi, saya harus seperti ini," tutur Suhendi dengan raut berkaca-kaca.
Namun demikian, dibalik tembok Rutan Kelas II Serang, Suhendi mencoba untuk tetap kuat dan tabah dalam menghadapi persoalan yang dihadapinya dengan sangkaan pembunuhan terhadap Salamunasir, orang yang tega merusak rumah tangganya.
"Rumah tangga saya di rusak, dan saya harus seperti ini," tuturnya.
"Pengakuan Noviana Nufus Istri Mantri Suhendi Soal Perselingkuhan dengan Salamunasir"
Noviana Nufus, seorang Bidan Desa yang bertugas di Desa Curug Goong menjadi bidan Desa sejak tahun 2017. Ibu dua anak itu kini harus berjuang sendiri mengurus anak-anaknya lantaran suaminya Mantri Suhendi harus menghadapi proses hukum.
Seperti kepada Mantri Suhendi, Redaksi juga sedikit melakukan bincang bicang dengan Noviana. Dirinya tegas mengakui perihal perselingkuhan dirinya dengan Salamunasir sang Kades Curug Goong.
"Perselingkuhan itu benar. Dan saya sangat menyesal," kata Noviana, Senin (31/7/2023).
Noviana menyadari bahwa perselingkuhan dengan Salamunasir perbuatan yang sangat salah, bahkan dia menyesal, karena akibat ulahnya sang Mantri harus mendekam di balik dinginnya tembok penjara.
"Yang pasti saya menyesal," ucapnya.
Namun demikian, kata Noviana selama menjalin hubungan dengan Salamunasir, dirinya merasa sadar dan tidak sadar, bahkan saat terjadinya peristiwa naas tersebut bukan suaminya yang ditanya tetapi justru kondisi korban (Salamunasir).
"Saat itu saya seperti orang linglung, justru keadaan Salamunasir yang saya tanya bukan suami saya. Tapi sekarang saya sadar, perselingkuhan dengan Salamunasir adalah salah dan saya menyesal," ujar Noviana.
Pada kasus ini, Noviana Nufus juga berharap, suaminya mendapatkan hukuman yang seringan-ringanya. Karena Mantri Suhendi, tidak pernah merencanakan untuk melakukan pembuatan yang sampai menghilangkan nyawa orang lain.
"Yang pasti suami saya tersulut emosi, setelah melihat foto-foto kemesraan saya dengan Salamunasir. Saya yakin suami saya tidak pernah merencanakan itu," ujarnya.
[Redaksi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar