Dok. Istimewa |
SERANG | Pemkab Serang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan peningkatan peringatan dini kebencanaan. Itu seiring dengan potensi bencana yang bisa saja terjadi di wilayah Kabupaten Serang khususnya di garis pantai Kabupaten Serang wilayah barat.
Upaya peningkatan mitigasi bencana dilakukan oleh BPBD Kabupaten Serang dengan menggandeng BPBD Provinsi Banten dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). BPBD melakukan pelatihan bagi masyarakat pesisir dalam menghadapi bencana di Kecamatan Cinangka.
Deputi Pencegahan pada BNPB Prashinta mengatakan, Kabupaten Serang memiliki ancaman bencana cukup tinggi karena masuk wilayah Megatrust, daerah pertemuan antar lempeng tektonik bumi di lokasi zona subduksi.
Lempeng tektonik bumi ini, kata dia, bisa mencapai ribuan kilometer dan menjadi dasar benua dan samudera. Terkadang, lempeng tersebut bertabrakan satu sama lain atau satu lempeng didorong ke bawah lempeng yang lain di zona subduksi.
Dengan kata lain, zona subduksi adalah zona pertemuan lempeng-lempeng tersebut. Jika sejumlah lempeng tektonik bertemu, maka gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, dan tanah longsor yang kuat dapat terjadi.
"Kita tidak tahu nantinya bencana apa yang akan datang, maka diperlukan antisipasi bencana yang harus dilakukan oleh Pemkab Serang. Sehingga, untuk mengantisipasi bencana ini, tentunya sosialisasi peringatan dini dan penguatan masyarakat perlu dilakukan. Supaya masyarakat paham apa yang harus dilakukan ketika bencana datang," katanya usai melakukan pertemuan dengan Bupati Serang di Pendopo Bupati Serang, Kamis (25/5/2023).
Menurut Prashinta, BPBD Kabupaten Serang sudah banyak kemajuan dalam melakukan sosialisasi penguatan peringatan dini dan penguatan masyarakat. Kemudian, diperkuat dengan sarana prasarana seperti alat peringatan dini yang didukung oleh rambu-rambu kebencanaan, serta perbanyak jalur evakuasi.
"Berkat dari BPBD Kabupaten Serang juga, yang sudah membantu program yang kita sampaikan tentunya dapat terlaksana dengan baik. Ke depannya, akan kita tingkatkan sarana prasarana pendukung kebencanaannya, agar masyarakat dapat mengetahui harus kemana mereka pergi ketika bencana," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengatakan, penguatan sosialisasi peringatan dini kepada masyarakat tentunya harus lebih dioptimalkan. Tujuannya, agar masyarakat paham bahwa wilayahnya memiliki potensi bencana.
"Dengan mereka paham, mengetahui tanda-tanda bencana akan terjadi, mereka akan tahu apa yang harus dilakukan. Hal ini, tentunya untuk mencegah korban bencana terjadi terhadap masyarakat," katanya.
Tatu mengatakan, berkaca pada tragedi tsunami 2018 lalu, mayoritas korban bukan dari masyarakat lokal melainkan para pendatang yang menginap di hotel. Sehingga, diperlukan perhatian khusus bagi para pendatang untuk mengetahui tanda-tanda kebencanaan.
"Nanti kita koordinasi dengan pihak hotel, untuk menyiapkan petugas yang terus memantau kondisi laut. Sehingga, kita harus menjamin keamanan serta kenyamanan para penghuni hotel, para pemilik hotel nanti kita ajak berkoordinasi," ujarnya.
Editor: Ansori S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar