Danil Widya Muharam, sosok Kombes yang mengungkap serial killer Dukun Tohari. (Dok. Istimewa) |
SUKABUMI | Nama Kombes Danil Widya Muharam dan Kombes Bambang Tertianto asal Sukabumi yang bertugas di Divisi Propam Mabes Polri disebut sebagai tokoh yang membantu terungkapnya kasus serial killer di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Diketahui, Slamet Tohari alias Mbah Slamet ditangkap polisi atas dugaan pembunuhan berencana dengan dalih berprofesi sebagai dukun pengganda uang. Kedua anggota Propam itu sebelumnya terlibat dalam pencarian Paryanto (53), korban terakhir Mbah Slamet yang ditemukan tewas usai diracun dan dikubur di ladang milik pelaku.
Pengacara keluarga korban, Heri Purnama Tanjung mengatakan, mulanya GE sebagai anak Paryanto mendapat pesan suara dan lokasi. Kemudian keluarga langsung berangkat ke Banjarnegara untuk mencari kebenaran dan melaporkan peristiwa itu kepada aparat kepolisian baik di Polsek setempat maupun Polres Banjarnegara.
"Pihak keluarga yang melaporkan kejadian menerima pesan suara dan lokasi korban yang meminta didatangi dengan membawa aparat, ditanggapi dengan slow respons baik dari Polsek maupun Polres. Alasan yang diterima pihak keluarga adalah banyak laporan kehilangan namun belum cukup bukti," ujar Heri kepada detikJabar, Kamis (6/4/2023).
Lebih lanjut, pihak keluarga enggan untuk berputus asa. Berbagai upaya dilakukan termasuk dengan meminta bantuan kerabat dari pengacara yaitu Kombes Danil Widya Muharam dan Kombes Bambang Tertianto dari Divisi Propam Mabes Polri. Mereka berkomunikasi dengan keduanya terkait laporan orang hilang hingga dugaan pembunuhan dari pesan yang terakhir dikirim korban.
"Mungkin tanpa bantuan dari kedua Kombes dari Divisi Propam Mabes Polri tersebut, kemungkinan kasus puluhan korban yang diracun oleh Mbah Slamet hingga saat ini tidak bisa terungkap, karena laporannya selalu mentok dengan alasan kurangnya alat bukti," katanya.
Setelah itu, mereka lantas berangkat lagi ke Banjarnegara dan langsung mendatangi rumah tersangka yang saat itu statusnya masih terduga pelaku. Di rumah itu, kata dia, hanya ada istrinya saja. Tepat pada Minggu (2/4).
Heri menyebut, mayoritas korban yang diracun hingga tewas adalah pasien penggandaan uang yang rewel meminta secepatnya pencairan uang yang dijanjikan oleh Mbah Slamet.
"Anak korban biasanya ikut ke Banjarnegara dari Sukabumi, beruntung pada waktu itu ada ujian hingga dia tidak bisa ikut. Mungkin kalau ikut bisa jadi mati ikut diracun, karena salah satu korban yang berhasil dievakuasi dari dalam kuburan ada sepasang suami istri," tutupnya.
Untuk diketahui, sejauh ini ada 12 jenazah yang diketahui sebagai korban aksi keji dan sadis dukun Tohari. Identitas korban yang sudah pasti yaitu Paryanto warga Sukabumi. Kemudian ada juga yang harus dipastikan yaitu dua warga Palembang atas nama Mulyadi dan pacarnya yang dikubur satu liang.
Terbaru, dua korban lainnya diduga merupakan warga Lampung. Kepolisian masih memastikan seluruh informasi yang masuk terkait identitas korban.
"Tersangka saat ini kita bawa ke daerah Pekalongan. Ini kaitanya dengan kasus pembunuhan berencana. Bukan kaitannya dengan upal (uang palsu)," ujar Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto saat jumpa pers di posko pengaduan orang hilang Polres Banjarnegara.
Reporter: Muhammad Fadhli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar