_copy_800x480.jpeg) |
| Dok. Istimewa |
SERANG | Pembayaran lahan tanggul yang dilakukan pihak BBWSC-3 guna proyek kanal banjir sungai Ciunjug diduga banyak kejanggalan, terutama data hibah lisan atas nama Jai di Desa Undar Andir, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Satgas pembebasan lahan tanggul Desa Undar Andir Ahmad Muzeni mengatakan jika data nominatif atas nama Jai yang sudah dicairkan merupakan lahan jual beli dari Wahib Susanto, dengan dasar hibah lisan.
"Kalo Jai dasarnya hanya SPPT dan hibah lisan dari orang tuanya. Tapi kalo tanah dapat beli dari Wahib Susanto," kata Ahmad Muzeni.
Muzeni juga memastikan, jika di Desa Undar Andir belum semuanya dicairkan. Ada beberapa bidang dari lima nominatif belum di bayarkan.
"Ada enam bidang dari lima nama nominatif belum dibayar, termasuk lahan milik bengkok Desa Undar Andir," terangnya.
Sementara itu, menurut informasi yang didapat dari beberapa sumber, Jai mengaku jika dirinya hanya memiliki SPPT, sedangkan untuk lahan tersebut sebenarnya sudah bersertifikat atas nama Effendi Lohanata.
"Jadi lahan yang dicairkan atas nama Jai merupakan milik dua orang, Wahib Susanto dan Effendi Lohanata. Bahkan Jai sempat mengantara uang pencairan tapi ditolak oleh pemilik lahan," kata sumber yang enggan disebutkan namanya, Minggu (23/10/2022).
Jika benar semua lahan yang telah dibebaskan oleh pemerintah tersebut sudah bersertifikat. Kuat dugaan data nominatif atas nama Jai merupakan data rekayasa, antara Satgas Desa dan BPN. Sebab lahan yang sudah bersertifikat harusnya otomatis muncul atas nama yang bersangkutan.
Namun demikian, Jai yang hanya memiliki SPPT yang dibuat dengan hibah lisan bisa menerima pembayaran, apalagi dari keterangan matan Kades Undar Andir bahwa Jai tidak memiliki lahan sebanyak seperti saat ini. Patut diduga, adanya rekayasa pembuatan berkas yang dilakukan oleh Satgas Desa Undar Andir, dan berhasil merampok uang negara.
Editor: Ansori S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar