Dok. Istimewa |
LOMBOK | Universitas Paramadina bekerja sama dengan Konrad Adenauer Stiftung (KAS) menyelenggarakan Program Pelatihan Ekonomi Pasar Sosial pada tanggal 7-11 Agustus 2022 di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Pelatihan ini diikuti oleh 24 peserta dari berbagai sektor seperti swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan dosen dari seluruh Indonesia yang telah melalui seleksi ketat.
Peserta mendapatkan manfaat pengetahuan dan perspektif baru tentang pentingnya kesetaraan ekonomi yang disertai dengan tanggung jawab sosial.
Sistem ekonomi pasar sosial memiliki semangat yang sama kuat dengan sistem ekonomi Pancasila. Diskusi pun berjalan sangat aktif dan dinamis.
Hadir sebagai pembicara di antaranya Prof. Marcus Marktanner (Profesor Ekonomi dari Kennesaw State University, USA), Prof. Dr. Djisman Simanjuntak (Profesor Ekonomi dan Rektor Universitas Prasetiya Mulya), Prof. Didik J. Rachbini, M.Sc. Ph.D (Profesor Ekonomi dan Rektor Universitas Paramadina), dan Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. Zulkieflimansyah, S.E, M.Sc. Acara dibuka oleh Direktur Konrad Adenauer Stiftung (KAS) Dr. Denis Suarsana dan akan ditutup oleh Wakil Rektor Universitas Paramadina Dr. Handi Risza Idris, S.E., M.Ec.
Dalam sambutannya Prof. Marcus Marktanner menyatakan, pertumbuhan ekonomi Jerman paska perang dunia II berlandaskan pada penerapan ekonomi pasar sosial ini di mana masyarakat mendapat kesempatan yang sama untuk mendapatkan keadilan ekonomi.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J. Rachbini, M.Sc., Ph.D menyatakan bahwa kegembiraanya atas terselenggaranya kegiatan workshop ini.
"Kerjasama ini telah berlangsung lama sejak tahun 2011 dan dilaksanakan di seluruh Indonesia. Saya berharap Konsep sistem ekonomi pasar sosial ini dapat membantu meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia," ujarnya.
Sedangkan Gubernur Zulkieflimansyah menyatakan bahwa usaha kecil menengah di wilayahnya telah banyak menghasilkan produk unggul.
"Dengan demikian rakyat perlu mendapatkan kesempatan dan pendidikan yang memadai untuk maju. Pemerintah dan praktisi bisnis perlu mendukung perkembangan usaha kecil dan menengah," katanya.
Zulkieflimansyah dalam paparannya juga mengatakan bahwa penyelenggaraan Motor GP di Mandalika berdampak pada peningkatan UMKM, terutama unit usaha sektor kesehatan seperti penyediaan hand sanitizer, masker motif lokal, dll.
"Selain itu, pemerintah NTB juga memberikan pelatihan keterampilan kepada para pelaku UMKM, bukan hanya modal usaha," imbuhnya.
Dalam rangka meningkatkan SDM dan keselarasan budaya lanjutnya, pemerintah NTB mendirikan Perguruan Tinggi berbasis teknologi yaitu Universitas Teknologi Sumbawa. Pemerintah NTB juga memberikan beasiswa ke luar negeri seperti ke Amerika dan Eropa yang berbasis teknologi sehingga memberikan perubahan bagi masyarakat NTB.
Pelatihan berlangsung dalam Bahasa Inggris. Pada akhir sesi, peserta melakukan presentasi policy brief tentang penerapan ekonomi pasar sosial dan ekonomi Pancasila di Indonesia.
Salah satu peserta, Gideon, mengapresiasi diselengarakannya kegiatan ini, pelatihan ini sangat membuka wawasan, dan prinsip ekonomi dengan tanggung jawab sosial dapat saya terapkan pada praktik bisnis yang saya jalankan.
[Redaksi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar