Dok. Istimewa |
JAKARTA | International Women's Peace Group (IWPG, Ketua Hyun Sook Yoon) mengadakan upacara online pada tanggal 26 pk. 20:00 (waktu lokal) dalam tema “Kerjasama Perempuan untuk Implementasi Perdamaian Berkelanjutan" untuk memperingati Peringatan Tahunan ke-3 dari “Hari Perdamaian Perempuan Internasional" tanggal 26 April.
Upacara itu diterjemahkan secara bersamaan ke dalam enam bahasa dan disiarkan langsung di seluruh dunia, dan telah diumumkan bahwa tahun ini, solidaritas dari 3,9 miliar perempuan akan dibawa ke tingkat selanjutnya.
Hari Perdamaian Perempuan Internasional" pertama kali dideklarasikan pada tanggal 26 April 2019 dengan harapan untuk ‘mewujudkan perdamaian dan pengakhiran perang, di mana perempuan di seluruh dunia bekerja untuk melindungi nyawa - nyawa berharga dari peperangan dan untuk memberikan perdamaian sebagai warisan bagi generasi masa depan.
Hari ini mendapatkan dukungan dari banyak pemimpin dan perempuan, termasuk istri presiden dan ratu, duta-duta, anggota parlemen, politikus, jurnalis, pemimpin-pemimpin agama dan negara.
Acara itu dimulai dengan pidato peringatan dari Ketua Hyun Soo Yoon yang dilanjutkan dengan ucapan selamat dari H.E. Lamiya Al-eryani Yemen (pendiri Yemen Peace School), yang adalah mantan Wakil Menteri Pendidikan Teknik Yemen, dan oleh Dr. Roshan Ara, yang merupakan asisten professor di Universitas Kashmir India.
Ada video yang mendesak dukungan untuk DPCW dan kegiatan-kegiatannya, upacara penunjukan dewan penasihat DPCW dan duta publisitas, dan pertunjukan-pertunjukan perayaan. Kurang lebih 1.000 pemimpin dan anggota perempuan dari 61 negara menghadiri acara ini.
Dalam pidato peringatan, Ketua Hyun Sook Yoon mengatakan, IWPG mendeklarasikan hari ini sebagai 'Hari Perdamaian Perempuan Internasional' tiga tahun lalu dengan janji untuk mencapai perdamaian di era ini dan meninggalkan dunia yang indah bebas dari perang sebagai warisan bagi keturunan kita.
"Sejak tahun 2012, kenyataan hari ini lebih dari 100.000 orang meninggal setiap tahun karena konflik, dan lebih dari 50 konflik di tingkat nasional terjadi setiap tahun," ujarnya.
Jawaban untuk masalah ini tidak jauh. Itu adalah "Deklarasi Perdamaian dan Pengakhiran Perang" yang pertama kali dideklarasikan oleh HWPL, sebuah organisasi kerja sama perdamaian, pada 14 Maret 2016.
"Deklarasi itu juga menyebutkan langkah-langkah tindak lanjut untuk mencegah pecahnya perang dengan menyelesaikan penyebab perang dan untuk memastikan bahwa dunia terus melakukannya setelah perang berakhir," tambahnya.
Mantan Menteri Lamiya Al-eryani mengatakan, misi IWPG adalah untuk mencapai kesetaraan gender dalam solidaritas dengan 3,9 miliar perempuan dari seluruh dunia, untuk mengakhiri perang dan menciptakan dunia di mana perdamaian dunia tercapai.
Dalam pidatonya tentang Nilai DPCW dan Peran Pemimpin untuk Perdamaian Dunia, Dr. Roshan Ara mengatakan, Kashmir telah lama menjadi wilayah yang kacau dan telah banyak menderita akibat konflik yang terus berlanjut selama 30 tahun terakhir.
"Saya beruntung bisa terhubung dengan IWPG di Korea dan terus termotivasi. DPCW juga mengandung arti perdamaian sejati. Semua pemimpin harus mendiskusikan dan mendukung DPCW, dan kantor pusat IWPG harus mendistribusikan dokumen ini ke seluruh dunia. Jaringan IWPG akan berhasil diselesaikan," ucapanya.
Video interview untuk mendesak DPCW oleh berbagai kaum perempuan di seluruh dunia untuk Peringatan Tahunan ke-3 membawa lebih banyak ketertarikan dan partisipasi dalam gerakan-gerakan perdamaian.
IWPG adalah LSM perempuan internasional dalam status konsultatif dengan UN Economic and Social Council (ECOSOC) dan terdaftar dalam Global Communications Commission (DGC). Itu berpusat di Korea dengan 100 cabang dan 450 organisasi yang bekerjasama dari seluruh dunia.
[Redaksi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar