Firtian Judiswandarta, Direktur LPDUK Kemenpora RI bersama Nina Gusmita di PEPARNAS XVI Papua. (Dok. LPDUK) |
YOGYAKARTA | Keberhasilan Nina Gusmita meraih 3 medali emas sekaligus memecahkan 3 rekor di Pekan Paralimpik Nasional (PEPARNAS) XVI Papua menjadi inspirasi bagi generasi muda. Salah seorangnya @Safaahsaff, netizen yang menulis di instastory-nya pada Minggu (21/11/2021).
"To be honest, gue salut banget sama dia @ninagusmitaa atlet kursi roda, dengan prestasi 3 medali emas waktu Peparnas kemarin, kisah perjalanannya, semangatnya, dan juga kesabarannya ngebuat gue benar-benar insecure sama dia, proud of you Miun."
"Miun" adalah nama panggilan akrab Nina Gusmita, seperti tertulis di bio akun Instagram-nya. Melalui akunnya tersebut, Nina Gusmita kerap menulis kalimat motivasi pada caption foto-foto yang diunggahnya yang tak hanya menggambarkan motivasi pribadinya untuk berprestasi, tapi juga menginspirasi para follower-nya.
"Kenali saya dari kemampuan saya, bukan dari kekurangan saya," salah satu kalimat inspiratif yang ditulis Nina Gusmita dalam bahasa Inggris beberapa waktu lalu.
Nina Gusmita berasal dari Kota Medan, Sumatera Utara. Berbekal ‘Lion Energy’ dalam menyemangati diri dalam mengikuti PEPARNAS XVI Papua, Nina Gusmita berhasil sebagai peraih emas pada nomor 100 meter putri (T54) dengan waktu 18,52 detik, sebelumnya 21,92 detik.
Nina Gusmita (kiri) bersama Team Podcast LPDUK, Mudo dan Wulan, Minggu 21 November 2021 di Yogyakarta. (Dok. LPDUK) |
Kemudian, nomor 200 meter putri (T54) dengan catatan waktu 33,44 detik, sebelumnya 36,69 detik, dan nomor 400 meter putri (T54) dengan rekor baru 1:07,49 menit.
Keberhasilannya mendulang emas dan memecahkan rekor tersebut tak pernah ia sangka, karena merupakan untuk pertama kalinya ia mengikuti ajang PEPARNAS. Atas prestasi gemilang yang telah ia torehkan, momen penyerahan medali nomor 200 meter T54 yang sedianya akan dilakukan oleh pelatih diganti oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD.
"Bangga sih, kan awalnya mau pengalungan medali oleh pelatih. Tapi katanya ada menteri yang mau ngalungin. Ya kaget sih," kata Nina Gusmita, Mahasiswi di Sekolah Tinggi Olahraga dan Kesehatan Bina Guna-Medan yang saat ini, Minggu (21/11/2021) sedang berada di Yogyakarta.
Menanggapi keberhasilan Nina Gusmita pada PEPARNAS XVI Papua, Firtian Judiswandarta, Direktur Lembaga Pengelolaan Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) Kemenpora RI, dalam status Whatsapp-nya pada Minggu (21/11/2021) menuliskan, Nina Gusmita, Peraih 3 Medali Emas Peparnas XVI Papua sekaligus memecahkan 3 rekornas nomor 100, 200, 400 Kursi Roda (Wheelchair Para Sport).
"Dengan program Fashionable for Para Sport by LPDUK, bekerjasama dengan 700 Apparel olahraga di Indonesia membuat atlit (Para Sport) semakin tampil fashionable saat bertanding maupun dalam kehidupan sehari-hari. tentu prestasi semakin moncer untuk Indonesia di Olympic / Paralympic 2024," katanya.
Nina Gusmita saat pembuatan video konten bersama Team Podcast LPDUK, Minggu 21 November 2021 di Yogyakarta. (Dok. LPDUK) |
Sebelum menekuni Wheelchair Para Sport, Nina Gusmida adalah atlet voli. Namun gadis kelahiran Medan, 8 Agustus 1998 itu mengalami kecelakaan pada 2016 ketika pulang dari latihan voli yang membuatnya kehilangan kaki kanan. Namun kejadian tersebut tak sampai membuatnya putus asa untuk mengukir prestasi di keolahragaan.
Setelah tujuh bulan menjalani pemulihan, ia kembali menjalani latihan dengan pindah ke nomor lempar cakram, dan tak berapa lama setelah itu pindah ke cabang voli duduk.
Sebelum tanding voli duduk di Asian Para Games 2018, Nina Gusmita sempat ditawari untuk bergabung ke balap kursi roda, tapi saat itu ia belum berminat. Karena voli duduk sering tak dimainkan akibat kurang peserta, akhirnya Nina memantapkan diri kembali ke atletik dengan spesialisasi balap kursi roda dan masuk pelatihan nasional (Pelatnas).
"Be a friend to yourself! Hidupmu asik, jangan sampe cuma punya satu warna ya," tulis Nina Gusmita pada salah satu postingan di akun Instagram-nya.
[Penulis: Muhammad Fadhli]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar