SERANG | Hamid (45) atau yang lebih akrab di panggil Kang Sulit seorang seniman asal Kampung Bara, Desa Mandaya, Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang -Banten menjadi lebih produktif dalam berkarya walau dimasa pandemi.
Kang Sulit melukis dengan aliran realis, sudah menekuni seni lukis sejak lulus dari sekolah menengah pertama(SMP) dan mulai terjun pada tahun 1993 di Glodok sebagai pelukis jalanan.
"Tidak belajar dimana-mana, kalau belajar melukis sih secara otodidak. Kalau untuk medianya sih seperti kanvas, kertas, triplek sebetulnya sih bebas aja untuk media mah," ungkap Kang Sulit, Jum'at (17/9/2021).
Apalagi menurutnya, dimasa pandemi seperti ini sangat sulit untuk pendapatannya, otomatis berdampak sekali bagi para seniman pelukis namun harus tetap berkarya.
"Biasanya sih kalau tidak ada Pandemi yah lumayan ikut-ikut pameran, bisa bersilaturahmi antar seniman sambil memamerkan karya bersama. Biasanya sih ada yang membeli salah satu kolektor namun sekarang kan susah," ujarnyam
Hasil lukisan Hamid juga sering mengikuti pameran-pameran ditingkat nasional seperti di Serang, Jogja dan Jakarta, bahkan untuk penjualan lukisannya ia juga sering mendapatkan orderan dari berbagai daerah tersebut.
"Pernah juga dapet orderan dari luar kota. Untuk harga tergantung dari seni dan tingkat kesulitannya. 1 lukisan paling murah dihargai seperti sketsa wajah sekitar Rp.100.000; sampai dengan jutaan rupiah," jelasnya.
Pandemi Covid-19 yang membuatnya sering di rumah membuat seniman lukis asal Kecamatan Carenang ini semakin produktif dan kratif dalam melukis walau di masa sulit karena adanya pandemi ini.
(*/Nurlan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar