SERANG | Pengelola pantai di Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang kecewa terhadap kebijakan yang diambil Gubernur Banten Wahidin Halim dengan melakukan penutupan sementara tempat wisata mulai 15 Mei sampai 30 Mei nanti.
Gubernur yang akrab disapa WH itu dinilai tidak memikirkan nasib para pengusaha dan pedagang kecil yang harus rela berhutang.
Pengelola Pantai Pasir Putih Sirih Tanpa Karang Wahyu Papat mengatakan, apabila sudah tidak mampu memimpin Banten lebih baik mundur dari pada memalukan diri sendiri.
Bukan seperti ini yang diurus. Lebih baik urus anak buah Pak Gubernur yang korupsi dana hibah dan pikirkan hutang Banten ke PT SMI," tandas perempuan yang akrab disapa Papat ini, Minggu (16/5/2021) seperti di Unggah dalam akun Facebooknya.
Kata dia, hutang Banten ke PT SMI bukan gubernur yang bayar tapi rakyat. Rakyat bisa membayar dari pajak dan retribusi. Apabila tidak terjadi perputaran ekonomi, bagaimana rakyat mau membayar pajak.
"Kalau Cuma nutup tempat wisata mah, Gubernur mah rumahnya sudah gedong dan duitnya sudah banyak. Enak saja. Rakyat miskin ini bagaimana," lirihnya.
Ia juga memastikan apabila WH maju kembali di Pilkada serentak 2024 nanti sebagai calon Gubernur, maka dipastikan kalah se Kabupaten Serang. Dengan penutupan pantai sampai akhir bulan nanti, ia memastikan kerugian bisa mencapai miliaran bahkan triliunan Rupiah se Anyer.
"Perputaran uang di Anyer sampai akhir bulan bisa sampai triliunan Rupiah," tandas Papat.
Ia mengatakan, sejak kejadian tsunami pada 2019 lalu kemudian pandemi tahun lalu, baru kali ini wisata Anyer kembali ramai.
"Ini dihajar lagi sama kebijakan Gubernur," ujarnya.
Para pedagang di Anyer rela berhutang demi bisa berjualan. Apabila tiba-tiba tempat wisata ditutup, lalu para pedagang mau bayar hutangnya pakai apa.
"Rakyat dipaksa bayar pajak, tapi gubernur nya tidak bisa memberikan kebijakan yang pro terhadap perekonomian rakyat," tegasnya.
(Redaksi)
Sumber: Akun Facebook Wayu Papat Juni Romadonia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar