SERANG | Warga Kampung Cibeureum, Desa Cikande, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang keluhkan adanya banjir yang masuk kepemukiman dan pondok pesantren Kampung Cibeureum, beberapa hari terakhir.
Dimana air tersebut bercampur limbah cair B3 dari perusahaan terdekat, maka dari itu warga Cibeureum bersama Pormasi Cikoja melaporkan dan menyurati pemerintah Desa Cikande untuk ambil sikap yang tegas agar warga kampung Cibeureum tidak lagi terkena banjir.
Warga dan Pormasi Cikoja meminta dibangunkan tanggul atau turap agar air yang datang dari hulu menuju hilir tidak masuk kepemukiman dan pondok pesantren.
Sekertaris Desa Cikande Andi menjelaskan, sudah melakukan dua kali pertemuan di kantor Desa Cikande bersama warga, Pormasi Cikoja dan 3 perusahaan yang diduga menyebabkan keresahan masyarakat akibat limbah B3.
Andi mengatakan, tuntutan warga dan pondok pesantren bersama Pormasi Cikoja meminta tiga tuntutan kepada perusahaan atas tindakan pengelolaan limbah dimasing-masing perusahaan agar diperbaiki lagi.
Kemudian, lanjut Andi, meminta 3 perusahaan tersebut menyepakati pembuatan tanggul dengan biaya dibebankan kepada 3 perusahaan dan juga meminta kepada perusahaan untuk memberikan bantuan kesehatan berupa obat-obatan dan Baksos berupa bantuan ekonomi.
Kendati demikian, Andi mengungkapkan, bahwa pihak perusahaan ini bisa disebut Alot, dimana pengajuan warga, pondok dan Pormasi Cikoja berupaya agar perusahaan membuatkan tanggul untuk anak sungai Cibeureum, pihak perusahaan sampai pertemuan yang kedua kali ini masih mengambang belum dapat menyimpulkan kata sepakat.
"Masing-masing wakil perusahaan yang hadir hanya bisa berkata nanti kami sampaikan kepimpinan (bos kami-red). Mungkin masing-masing perwakilan ini tidak bisa meyakinkan kepada bos perusahaan," jelas Andi, Kamis (18/2/2021).
Untuk itu, lanjut Andi, pihak pemerintah Desa Cikande akan menyurati ketiga perusahaan tersebut agar ketiga perusahaan tersebut menyepakati keinginan warga dan pondok pesantren di Cibeurem terkait pembuatan tanggul dianak sungai Cibeureum.
"Harapan kami, semoga ketiga perusahaan ini matanya terbuka dan mau mengabulkan permintaan warga dan pondok pesantren," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Pormasi Cikoja Arohman, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Desa Cikande yang sudah memfasilitasi tempat dan waktunya untuk berupaya membantu sebaik mungkin masyarakatnya.
Untuk itu, lanjut Arohman, pihaknya juga berharap kepada Pemerintah Desa Cikande, dan ketiga perusahaan yaitu PT Frans Putratex, SDP dan Texsika agar bergandengan untuk terwujudnya sebuah pembangunan tanggul dan pengurukan pondok pesantren.
"Untuk saat ini kami minta didahulukan pengurugan pondok pesantren dan kami bersama pemerintah Desa Cikande akan undang 18 perusahaan yang ada di wilayah Cikande untuk membantu agar mau menyumbang berbentuk tanah urukan kepondok pesantren," ujarnya.
Sedangkan, kata Arohman, untuk penanggulan biaya akan di bebankan kepada ketiga perusahaan.
"Harapan kami bersama warga, dan santri pondok juga pemerintah Desa Cikande meminta agar ketiga perusahaan ini mau bergandengan untuk membangun turap agar jika di musim penghujan yang akan datang, warga dan pondok pesantren tidak terkena dampak dari banjir yang bercampur limbah cair B3," pungkasnya.
#Day_Redaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar