M. Zaki Santoso (19) pemuda Asal Bengkulu |
SERANG | Seorang remaja bernama Muhamad Zaki Santoso (19) tahun asal Bengkulu Desa Padang Sialang, RT 02 RW 00 Kecamatan Pasar Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, nekat pulang Kampung ke Bengkulu dari Perambanan Sleman Djogjakarta dengan gowes alias mengayuh sepeda.
Muhamad Zaki Santoso menceritakan ia anak ke tiga dari lima bersaudara. Dirinya di tinggalkan bapaknya semenjak berusia dua tahun dan saat ini ayahnya bekerja di Kalimantan sebagai pengawas tambang, hingga sekarang ia tinggal bersama bundanya, bahkan dirinya tidak pernah melihat sosok seorang ayah, dirinya tahu bapaknya tinggal di Kalimantan dari saudaranya.
Zaki mengatakan, sesampainya di Serang provinsi Banten, ia bertemu dengan pak Maulana dan menceritakan perjalanan mulai dari DIY Djogjakarta ke Bengkulu hanya berbekal uang Rp.100.000; itupun ada tambahan Rp. 50.000; dari temannya.
"Kalau saya sendiri hanya berbekal Rp. 50.000, baju 3 stel dan jaket 1, saya tidak menggunakan map atau peta bahkan ia pernah nyasar hingga tiga kali di Purworejo, Kebumen, dan Bumi Ayu Jawa Tengah," ucapnya, Selasa (19/1/2021) malam tadi.
Lanjut Zaki, perjalanan di mulai pada hari Selasa malam Rabu selepas maghrib tanggal 12 januari 2021, dan saat ini sudah sampai di Serang Banten malam Rabu tanggal 19 Januari 2021 berarti dudah hampir 7 hari dalam perjalanan.
"Perjalanan saya hanya di malam hari biar tidak kepanasan, hingga dirinya pernah menemukan preman yang baik hati memberinya rokok di hutan sebelum Kebumen. Kalau saya ceritakan semua perjalanan saya bisa seperti novel," ujarnya.
Saat M Zaki Santoso bertemu dengan Bang Kuncir dan rekan-rekannya |
"Untuk makan sehari-hari, saya jarang makan, hanya istirahat sebentar dan makan cemilan wafer. Alhamdulillah ada saja orang yang baik memberi saya makan, dan jujur saja untuk sekarang ini uang saya saja tinggal Rp.15.000," imbuhnya
Zaki, menuturkan, dirinya senang karena dalam perjalanan bisa menemukan orang-orang baru dan mendapatkan pengalaman yang tidak semua orang bisa menemukan pengalaman seperti yang saya alami. Namun Zaki mengaku bingung ketika nanti sesampainya di pelabuhan Merak di karenakan saya tidak ada ongkos buat bayar kapal.
"Alhamdulillah dalam perjalanan, ketika saya beristirahat di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, saya bertemu dengan Pak Maulana sering disapa bang Kuncir. Saya dikasih makan, roko dan ongkos tambahan Rp. 50.000;," ungkapnya.
"Dan kalau ditanya cita-cita, dari kecil saya ingin bersepeda lebih jauh lagi hingga ke Palestina," tukasnya.
Sementara, Maulana yang sering disapa bang Kuncir mengatakan, dirinya merasa tergugah melihat anak seusia Zaki (19) sudah berani melakukan perjalan, yang menurutnya sangat jauh. Dan pasti ini dibarengi dengan tekat yang bulat.
"Harapan saya mudah-mudahan dipelabuha Merak, Zaki mendapat kemudahan dalam menyebrangi kapal sesuai yang saya sarankan. Semoga pihak intansi terkait yang ada di pelabuhan Merak memberikan kemudahan perjalanan Zaki yang ingin ke Bangkulu," pungkasnya.
#Doy_Redaksi
1 komentar:
Mantap
Posting Komentar