SERANG | Mahasiswa KKN Undip Tim II Serang, Efi Safitri (21) dari Fakultas Hukum membangun pojok baca di Desa Kaliwadas, Serang. Harapannya, untuk meningkatkan minat baca anak-anak semakin meningkat.
Menurut Efi, di era revolusi industry 4.0 ini penggunaan gadget semakin massif, bahkan anak-anak kini sudah disuguhkan gadget. Karena itulah, mereka lebih suka bermain gadget daripada membaca buku.
"Saya harapkan, dengan didirikannya pojok baca, anak-anak menjadi gemar membaca apalagi buku bacaan yang sisuguhkan menarik dengan banyak gambar visual. Dengan membaca anak lebih bisa terkontrol bacaanya disbanding bermain gadget sendiri tanpa pengawasan orang tua," ujar Efi kepada serangtimur.co.id, Rabu (12/8/2020).
Diketahui, Pojok baca didirikan di rumah Suweri (35) yang merupakan salah satu tokoh pemuda di Desa Kaliwadas. Untuk mendukung pemanfaatan pojok baca, Efi Safitri dibantu warga setempat mendirikan kelompok belajar.
Salah satu materi yang disampaikan dalam kelompok belajar yakni cara berlalu lintas yang benar. Anak-anak diajarkan untuk mengenali rambu - rambu lalu lintas menggunakan media yang interaktif.
"Materi yang saya sampaikan lainnya yakni nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Semoga dengan penyampaian materi tersebut, anak-anak memahami jati diri bangsa Indonesia melalui Pancasila," tutur Efi.
Kedepannya, lajut Efi Safitri dirinya juga akan terus melakukan pengedukasian kepada anak-anak dengan tema menarik lainnya melalui kelompok belajar. Pembelajaran tetap mengedepankan protocol kesehatan mengingat saat ini masih dalam situasi pandemic.
Efi Safitri mengatakan, dirinya bekerjasama dengan Arif hidayat (42) selaku ketua bank sampah Lestari untuk menggerakkan kembali program bank sampah di Kaliwadas yang sudah lama vakum. Tujuannya yakni dapat sedikit membantu perekonomian masyarakat di tengah pandemi yang masih berlangsung.
"Alhamdulillah, program bank sampah ini disambuat dengan sangat baik, terutama oleh ibu-ibu. Banyak dari mereka yang mendaftarkan diri mengikuti program ini dengan diberikannya buku tabungan sampah," ujarnya.
Nantinya, kata Efi, para nasabah bisa langsung datang ke rumahnya untuk melakukan penyetoran sampah. Dan Sampah tersebut kemudian ditimbang dan hasilnya di catat di buku tabungan sampah. Sampah yang memiliki harga jual hanya sampah anorganik saja antara lain berupa plastic detergen, minuman dan makanan instan, karung, botol mineral, kertas dan besi.
"Program ini diwujudkan untuk mengubah sampah menjadi uang yang bisa sedikit membantu perekonomian masyarakat. Bonusnya, kebersihan lingkungan menjadi lebih terjaga dari sampah, khususnya sampah plastik yang tidak bisa terurai," tukasnya.
#Redaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar