TANGSEL (STC) - Ide segar kembali terlontar dari sosok Siti Nur Azizah untuk membenahi persoalan di Kota Tangerang Selatan. Kali ini, ia mewacanakan pasar tradisional menjadi destinasi wisata.
Hal itu mencuat setelah putri Wapres Ma’ruf Amin tersebut blusukan di Pasar Ciputat, Minggu (8/3/2020) pagi.
Azizah melihat dari dekat kondisi pasar yang luas lahannya sekitar 5.670 meter persegi dengan luas bangunan 3.343 meter persegi.
Kesempatan berinteraksi dengan masyarakat Tangsel di pasar salah satu asset Pemkot Tangsel itu, digunakan Azizah untuk mendapatkan informasi langsung dari para pelaku ekonomi kerakyatan tersebut.
Azizah berdialog dengan para pedagang, ia mendengarkan beragam keluhan, juga harapan. Tak hanya dengan pedagang, Azizah juga mendapatkan banyak masukan dari para pembeli.
Usai berkeliling, Azizah juga menyempatkan diri berbelanja. Sebagai seorang ibu rumah tangga, Azizah memanfaatkan momentum tersebut untuk belanja sayur mayur, ikan dan bumbu masak.
Pengalaman berinteraksi langsung dan merasakan berbelanja di pasar tradisional Ciputat, mencuatkan ide Azizah untuk memoles penampilan pasar tradisional di Tangsel.
"Pasar tradisional ini harus naik kelas, harus terhindar dari kesan kotor, becek dan kumuh. Bagaimana mengemasnya? harus jadi tujuan lain," ungkap Azizah.
Ia menerangkan, pasar tradisional harus menjadi salah satu permata Tangsel yang juga menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD). Karenanya, pasar harus dikelola, tidak hanya jadi pusat ekonomi, namun juga rekreasi.
"Kita harus membangun pasar yang memiliki karakter lokal, pasar dengan ciri khas tertentu. Pasar sebagai identitas masyarakat. Sehingga, pasar juga menjadi destinasi wisata," bebernya.
Hal ini, kata dia,sejalan dengan gagasan membangun kampung yang selama ini ia gaungkan.
"Koneksivitas pasar dan kampung itu perlu diselaraskan. Karena, mereka yang berinteraksi di pasar tradisional sebagian besar adalah saudara-saudara kita di perkampungan. Mereka harus kita buat bangga dengan pasar yang dikemas dengan kekuatan karakter dan identitas lokal, namun juga tetap beradaptasi dengan perkembangan teknologi," terangnya.
Ia menyakini, dengan menaikkan kelas pasar tradisional, tidak hanya pedagang yang akan terdongkrak kesejahteraannya, namun juga stakeholder lainnya.
Kata Azizah, prinsip ini yang menjadi dasar perubahan Tangsel dalam visi PERMATA, Pemerataan Kemajuan untuk Kesejahteraan, yaitu membangun kota dengan tiga prinsip dasar: estetik, autentik dan organik.
"Kaum milenial kita juga akan bangga dan mereka akan menjadi bagian yang turut tumbuh dengan identitas lokal yang kuat," pungkasnya.
#Irfan/Redaksional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar