PADANG (STC) - Berita penggantian Kapolda Sumbar Irjen Fakhriza, langsung menempati trending topic berbagai group-group media sosial sejak Jumat siang kemarin.
Fakhrizal yang viral dengan swbutan kapolda ninik mamak menjabat Kapolda Sumbar lebih dari tiga tahun dan termasuk jabatan Kapolda terlama. Apakah terkait kehendak rakyat Sumbar untuk mengusung Fakhizal jadi Gubernur Sumbar pada Pilkada Gubernur 2020, memang butuh hipotesa dan analisa.
Meski pihak Polri beralasan mutasi di tubuh Polri adalah hal biasa dan lumrah, namun ciloteh publik atau netizen sah pula terucap diberbagai jaringan media sosial.
"Diganti, waduh kok bisa, apakah karena Pak Fakhrizal mau maju Cagub," ujar Hendra, heran di sebuah group WhatsApp saat membaca berita Irjen Pol Fakhrizal diganti.
Sementara praktisi media online Sumbar, Novrianto menilai pergantian Kapolda Sumbar tidak ujuk-ujuk tapi diawali berbagai polemik hingga ke ruang Komisi III DPR RI saat rapat dengan Kapolri yang dihadiri juga olehKapolda Sumbar.
"Aku mencium ada konspirasi elite politik yang ingin menghabisi harumnya nama Pak Fakhrizal sebagai Kapolda terlama di Sumbar," ujar Novrianto, Sabtu (7/12/19) di Padang.
Tapi kata Novrianto dari jejak digital berbagai netizen ternyata digantinya Kapolda Irjen Pol Fakhrizal justru mendulang tsunami simpati dan empati pemilih Sumbar.
"Sukses dalam tugas, nyamankan pelaksanaan Pemilu 2019, lembut saat persuasif tapi tegas dalam penegakan hukum, itu masyarakat Sumbar tahu, wajar kalau diganti mendadak apalagi ada bau politik, justru gairah publik mendukung Fakhrizal jadi Gubernur Sumbar semakin besar, pak Fakhrizal makin populer," ujar Novrianto.
Sementara Korwil Garis Depan Fakhrizal (Garda-F) Ade S mengatakan pergantian justru makin memberi ruang Irjen Pol Fakhrizal bergerak ke banyak lapisan masyarakat.
"Meski Pak Fakrizal belum bersikap tegas untuk maju dan baru permintaan dan desakan masyarakat supaya putera Kamang Agam maju Cagub. Bagi saya itu berpulang ke Pak Fakhrizal, tapi dengan memindahkan ke Mabes kalau maksudnya ingin padamkan popularitas dan elektabilitas Sang Jenderal, itu sangat spekulatif sekali," ujar Ade.
(Fikri Haldi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar