SERANGTIMUR.CO.ID, TANGERANG | Pagi ini (26/8) puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Aksi Mahasiswa (FAM) Tangerang menggelar unjuk rasa di Taman Gajah Tunggal Cikokol, Tangerang Kota. Hadir dalam unjuk rasa tersebut Sobirin, ketua Kolektif Pimpinan Daerah Relawan Kesehatan Indonesia Kota Tanggerang.
FAM mengatakan, Kota Tangerang sebagai daerah yang berlabel "Akhlaqul Karimah" namun dalam kenyataaannya malah mengesampingkan nilai-nilai kemanusiaan.
Permasalahan yang dialami oleh masyarakat atas penolakan untuk mendapatkan jaminan serta fasilitas mobil jenazah bukan baru-baru ini saja terjadi seperti yang dialami Muhammad Husein yang menjadi korban tenggelam di sungai Cisadane pada Jum'at kemarin (23/8/2019).
Hal disampaikan oleh Rasyid Warisman, Humas FAM Tangerang dalam siaran persnya yang dilakukan ditengah unjuk rasa berlangsung.
Rasyid biasa dipanggil mengatakan, sulitnya warga mengakses layanan mobil jenazah tersebut menjadi pukulan telak bagi walikota Tangerang yang dinilai gagal dalam membina moral para jajaran serta bawahannya ditambah ketidakseriusan dalam memberikan kesetaraan serta kesejahteraan bagi masyarakat klKota Tangerang.
"Jika Menyoroti persoalan kesehatan yang ada di kota tangerang masih jauh dari sisi kemanusiaan ditambah terkait fasilitas dan pelayanan publik lainnya yang jauh dari harapan," ujar Rasyid.
Rasyid menambahkan bahwa ironis ketika walikota Tangerang adalah seorang pebisnis di bidang kesehatan tapi tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bwrkualitas untuk warga kota Tangerang.
"Aneh punya Walikota Tangerang yang juga pebisnis yang bergerak dibidang kesehatan salah satunya Rumah Sakit (RS) Sari Asih yang tersebar di tangerang, tapi mengapa kesehatan yang ada di Kota Tangerang belum menunjukkan kearah yang lebih baik," kata Rasyid.
Rasyid juga memaparkan, bahwa dari segi keuangan daerah jika dilihat dari jumlah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangerang tahun 2018 tercatat mencapai kurang lebih 560 Miliar, seharusnya dengan jumlah sisa anggaran yang tidak sedikit itu Pemerintah Kota Tangerang bisa dengan mudah menambah fasilitas dan pelayanan yang diperuntukan untuk masyarakat.
Sementara Sobirin dari Rekan Indonesia menambahkan terkait prosedural SOP yang berlaku dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang jangan sampai bertentangan dengan moralitas dan norma yang berlaku, jika bertentangan dengan moralitas seharusnya bisa dibentuk diskresi atau pengecualian, tentunya harus mengedapankan nilai-nilai kemanusiaan.
"Puskesmas Cikokol seharusnya tidak kaku dalam melihat SOP. Dalam artian jika memang ambulan tidak dapat diperuntukan untuk mengangkut jenazah seharusnya petugas puskesmas membantu warga agar dapat mengakses mobil jenazah gratis," kata Sobirin.
Sobirin juga menyayangkan statemen Walikota Tangerang yang terlalu tergesa gesa menyalahkan SOP ambulan di puskesmas ini menunjukan bahwa walikota tidak memahami persoalan.
"Titik krusialnya adalah susahnya call center 112 untuk dihubungi warga sehingga warga tidak dapat mengakses layanan mobil jenazah gratis dan mobil jenazah itu dibawah dinas pemakaman perumahan dan pemukiman bukan Dinkes," ujar Sobirin.
(Redaksi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar