![]() |
Dok. Nampak Jalan Yang Sudah Rusak/sbnews |
SERANGTIMUR.CO.ID, BANTEN | Proyek pembangunan preservasi dan pelebaran jalan menuju standar ruas jalan raya Sumur - Cibaliung - Muara Binuangen kabupaten Pandeglang - Banten terlihat kurang maksimal dan terkesan asal jadi, pasalnya pekerjaan pengaspalan yang baru hitungan hari sudah terpantau mengelupas alias murudul.
Dana sebesar Rp.107.876.587.000; yang di anggarkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KEMENPUPR) melalui Direktorat Jendral Bina Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Banten (PPK 2 PJN II Banten).
Dengan Sumber Dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang dilaksanakan oleh pihak kontraktor PT. Pundi Viwi Perdana, dengan diawasi oleh pihak Konsultan Supervisi PT. Seecond, PT. Triduta Mitraparama, PT. Disiplan Cons, dan PT. Matra Rekayasa Internasional (KSO).
Seperti dilansir sebelumnya oleh media online sbnews.co.id, jika keadaan Hotmix jalan raya tersebut baru seumur jagung sudah mulai hancur mengelupas (rusak-red).
Dengan adanya hal itu, Ketua Umum LSM Justitia Masyarakat Banten angkat bicara. Ia menilai meskipun proyek dalam pengawasan TP4D, namun kenapa hasil pekerjaan tidak sesuai yang diharapkan.
"Jika proyek pembangunan itu dalam pantauan TP4D, tentunya hasilnya mesti memberikan kepuasan terhadap masyarakat. Apalagi nilai proyek itu 107 milyar," kata Cecep Solihin, Senin (22/7/19).
Untuk itu, Cecep berharap adanya peninjauan dari semua unsur terhadap pelaksanaan proyek itu. Pasalnya dalam proyek ini meski pekerjaan belum selsai, namun kuat dugaan kontraktor yakni PT. Pundi Viwi Perdana, dinilai kurang profesional dalam pengerjaan jalan tersebut, dapat dibuktikan dengan hasil pekerjaan yang sudah mulai kembali hancur.
(Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar