LAMPUNG, SERANGTIMUR.CO.ID | Dinas Kesehatan kabupaten tulang bawang telah mengadakan penyuluhan pencegahan agar penyakit HIV meluas telah melaksanakan penyuluhan, baik itu ke sekolah - sekolah, lembaga pemasyarakatan (rutan),
Penderita penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV), di Kabupaten Tulangbawang, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten Tulangbawang hingga triwulan 1 Tahun 2019 ini, sebanyak 11 orang dinyatakan positif tertular HIV.
Demikian disampaikan Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulangbawang Fatoni, didampingi Kabid Pemberantasan, Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Feriyani Sa’id, yang menjelaskan bahwa hingga sepanjang Tahun 2019 ini, sebanyak 11 orang warga Tulangbawang Positif HIV.
"Data ini didapat dari 18 Puskesmas dan 3 rumah Sakit, yang ada di Kabupaten Tulangbawang berdasarkan laporan per triwulannya. Dari Puskesmas Menggala ada, tapi yang banyak itu dari Puskesmas Tuba 1 Unit II, lalu Dente Teladas juga ada," jelasnya, Kamis (4/7), saat ditemui di ruang kerjanya.
Akan tetapi, Plt Dinas Kesehatan Kabupaten Tulangbawang ini tidak memperbolehkan untuk menjelaskan lebih detail, guna menjaga agar para pengidap penyakit mematikan ini tidak dikucilkan dari keluarga dan lingkungannya.
"Kasihanlah jangan kita terlalu menerangkan, cukup keseluruhan jumlahnya saja, apalagi soal yang sudah positif AIDS," imbuhnya.
Sementara untuk melakukan pencegahan agar penyakit HIV ini tidak meluas, pihaknya telah melaksanakan penyuluhan, baik itu ke sekolah-sekolah, lembaga pemasyarakatan (rutan), lalu juga bekerjasama dengan Polres, Koramil dan instansi lainnya.
"Kita sosialisasikan tentang bahaya pergaulan seks bebas, lalu juga tentang ciri-ciri gejala penyakit HIV, sebab ciri-ciri awalnya mirip dengan TBC, yakni batuk berdahak yang lebih dari 2 minggu disertai dengan berat badan menurun atau kurus, nafsu makan hilang, sesak nafas dan lain sebagainya, kalau udah jadi Aids baru ketahuan, itu jaraknya 5 tahun sama seperi TBC," papar dia.
Penderita HIV yang berlanjut ke AIDS biasa matinya karena komplikasi penyakit, dan HIV itu menularnya melalui cairan, jarum suntik, transpusi darah, air susu ibu, serta berhubung badan dengan penderita HIV.
"Maka dari itu kita juga telah mensosialisasikan ke tempat hiburan malam melalui tes dari Puskesmas diwilayah masing masing, seperti petugas di Puskesmas Tuba 1, sudah ada menjalin komunikasi dengan kelompok resiko tinggi, itu disana banyak orang perkumpulan orang – orang gay gomo, ketika ada anggota yang kena wajib dipisah," terangnya.
Menurutnya, penyakit TBC gejalanya hampir sama dan berkaitan dengan HIV, maka Dinas Kesehatan juga rutin mendata para penderita TBC, berdasarkan jumlah kasus penderita TBC tahun 2018 triwulan 1 berjumlah sebanyak 239 jiwa, sementara pada tahun 2019 triwulan 1 mencapai 182 Kasus.
Ia menyebut, data yang didapat ini dari laporan 18 Puskesmas, 1 Rumah Sakit Daerah, dan 2 Rumah Sakit Swasta, sehingga belum dapat dipastikan apakah masih ada penderita TBC atau HIV di Kabupaten Tulangbawang, mengingat terkadang penderita malu dan malas untuk berobat.
"Semua pasien TBC wajib kita screening HIV, dan jika kita temukan, biasanya kita anjurkan pengobatan ke Rumah Sakit Abdul Muluk, karena disana ada spesialisnya. Untuk kasus terparah pernah ditemukan diwilayah Puskesmas Tuba 1 Unit II, yaitu satu keluarga ayah ibu dan kedua anaknya meninggal dunia akibat HIV," ucapnya.
"Mengingat bahayanya penyakit ini, masyarakat diharapkan dapat menghindari perilaku hidup tidak sehat, tidak melakukan hubungan seks bebas dan memulai dari diri sendiri sebagai individu untuk berperilaku hidup sehat, lalu menularkan kepada keluarga, teman, dan lingkungan kita agar menghindari hal - hal yang dapat menyebabkan resiko tertular penyakit," tukasnya.
(Paidi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar