KAMPAR, SERANGTIMUR.CO.ID | Luar biasa berbagai kebobrokan yang diduga telah terjadi didalam lembaga pendidikan, khususnya dilembaga pendidikan SMA Negeri 1 Perhentian Raja yang telah terjadi dalam Tahun Ajaran 2019.
Setelah mendapatkan informasi akan dugaan Pungli (Pungutan Liar) yang diduga dilakukan pihak sekolah melalui Komite Sekolah sebesar Rp 503.000/siswa 'Flat' kepada seluruh Siswa dan atau Orang Tua didiknya baru-baru ini, awak media kembali mendapatkan dugaan kebobrokan lainnya dari beberapa orang tua didik/siswa SMA Negeri 1 Perhentian Raja.
Dimana diduga pihak sekolah SMA Negeri 1 Perhentian Raja Kabupaten Kampar melalui Rismayeni Wakil Kesiswa diduga telah mengeluarkan beberapa anak didik (Siswa) tanpa alasan yang jelas dan sepele serta diduga dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
"Benar pak anak saya dikeluarkan dari SMA Negeri 1 Perhentian Raja Kab.Kampar," ungkap Narasumber yang nama dan identitasnya tidak ingin disebutkan oleh awak media
Ia bercerita, waktu itu saya dipanggil oleh ibu Rismayeni Wakil Kesiswaan SMA Negeri 1 Perhentian Raja. Sesampainya disana baru duduk, ibu Rismayeni langsung menuturkan, Maaf pak, anak bapak sudah tidak dapat lagi diterima disini (SMA Negeri 1 Perhentian Raja Kabupante Kampar).
"Silahkan bapak pindahkan anak bapak kesekolahan lain. Nanti kalau sudah dapat, akan kita keluarkan surat pindahnya," jelasnya sembari mengulangi perkataan Resmayeni Wakil Kesiswaan pada awak media, Sabtu (23/06/2019).
Saat dipertanyakan, apakah bapak mengetahui alasan dugaan pihak sekolah mengeluarkan anak yang diduga dilakukan pihak sekolah melalui Resmayeni selaku Wakil Kesiswaan SMA Negeri 1 Perhentian Raja?
Bagaimana saya bisa tau pak, baru saja kita datang dan duduk beliau (Resmayeni-red) sudah langsung meminta kepada saya untuk mencari sekolahan baru untuk anak saya.
"Saya hanya menanyakan dimana saya memindahkan anak saya buk?, ' Ada di Sungai Pagar, Kabupaten Kampar," ungkapnya lagi, mengulangi penuturan Resmayeni Wakil Kesiswaan.
Ia kembali menuturkan, dengan rasa penuh kecewa, saya pun selaku orang tua langsung menuju salah satu SMA Negeri yang ada di Sungai Pagar, sebagaimana yang telah disarankan pihak sekolah.
"Namun anak saya tidak dapat diterima dikarenakan anak saya telah duduk dikelas XII dan atau 3 (tiga) pak," tukasnya.
Anak saya tak dapat diterima, mesji tak putus asa mencari sekolahan lain untuk anak saya dengan mencari sekolah di Kubang. Lagi-lagi anak saya tak dapat diterima, melainkan salah seorang oknum sekolah yang ada di Kubang meminta anak saya untuk tetap sekolah dan masuk mengikuti proses belajar di SMA Negeri 1 Perhentian Raja.
"Suruh aja anak bapak masuk dan ikuti proses belajar mengajar disana seperti biasanya, karena anak bapak sudah kelas XII/ kelas 3 (tiga) tak dapat dipindahkan apa lagi diberhentikan. Kalau pihak sekolah tidak dapat menerima, bawa aja wartawan kesana," kembali jelas narasumber yang mengulangi penuturan serta saran yang telah diterimanya kepada awak media.
Saat dipertanyakan, apakah dirinya sudah menjumpai dan menanyakan nasib yang menimpa anaknya kepada Mahsus, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Perhentian Raja?
"Sudah pak, dengan mendatangi dirinya (Kepala Sekolah-red) di rumah kediamannya di Kuntu Kabupaten Kampar hingga hingga pukul 12 malam sampai dirumah setelah selesai meminta bantuan serta solusi anak saya tetap sekolah dan ataupun selusi lainnya, agar anak saya dapat menyelesaikan sekolah dan mendapatkan Ijazahnya.
"Nanti saya bantu untuk mencarikan sekolahnya," ungkapnya, kembali mengulangi penuturan Kepala Sekolah yang telah disampaikan kepada dirinya pada awak media.
Ia menambahkan, ysai melakukan usaha, dirinya tidak mendapatkan janji yang telah disampaikan kepala sekolah. Saat mencoba menghubungi ibu Resmayeni, untuk meminta bantuan anaknya untuk tetap sekolah di SMA tersebut atau ke sekolahan lain.
Bahakan saya akan memberikan uang berapapun, asal anak saya dapat menyelesaikan sekolahnya. Namun tetap gagal, ibu Resmayeni tidak menjawab dan atau mengangkat telp dari saya pak.
"Ya...apa boleh buat, anak saya tidak sekolah pak," ucapnya dengan penuh kekecewaan.
"Anak saya tidak dapat lagi menduduki bangku sekolah hingga tamat seperti teman - teman sekolah anak saya lainnya. Kurang lebih 6 bulan sebelum pelaksanaan ujian Akhir," pungkasnya.
(Ismail)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar