SERANG, SERANGTIMUR.CO.ID - Hingga saat ini masyarakat diberbagai wilayah Kabupaten Serang-Banten ada yang masih menjalankan tradisi peninggalan nenek moyang yang telah berjalan sejak ratusan tahun yang lalu.
Tradisi dimaksud adalah berupa upacara Ruwatan Bumi, yaiti ritual manifestasi rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala yang telah diperoleh dari hasil bumi.
Ruwatan berasal dari kata Ruwat atau ngarawat (bahasa sunda) yang artinya memelihara atau mengumpulkan. Makna dari mengumpulkan adalah mengajak masyarakat seluruh kampung berikut hasil buminya untuk dikumpulkan, baik yang masih mentah maupun yang sudah jadi atau dalam taraf pengolahan.
Seperti yang dilakukan oleh Desa Binong, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang, melaksanakan upacara ruwat bumi yang dilaksanakan di Kampung Asem. Dimana kegiatan tersebut digagas oleh Acun Sunarya, serta dibantu oleh sesepuh beserta warga yang lain.
"Kegiatan ruwat bumi ini sebagai rasa syukur terhadap sang pencipta dan bertujuan untuk menjaga adat istiadat agar tidak punah. Dimana kegiatan ini sudah berjalan dari sejak dulu," kata Acun kepada serangtimur.co.id dilokasi kegiatan, Selasa (11/6/19).
Acun Sunarya menambahkan, tujuan selain rasa syukur, sekaligus sebagai tindakan tolak bala dan penghormatan terhadap para leluhurnya.
"Semoga masyarakat bisa menghormati para leluhur yang sudah biasa menjalankan kegiatan ruwat bumi ini," tambahnya.
Terpisah, Faisal warga sekitar mengapresiasi dengan adanya kegiatan upacara ruwat bumi ini. Dimana dirinya berharap dengan adanya kegiatan ini, kita semua bisa mensyukuri atas nikmat yang sudah diberikan oleh sang pencipta.
"Semoga kita semua tetap diberikan kenikmatan serta kelancaran atas segala apa yang kita lalui. Dimana kita harus tetap bersyukur atas apa yang Tuhan berikan terhadap kita semua," harap Faisal.
(Amidin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar