JAKARTA, SerangTimur.Co.Id - Sebagian besar perusuh Jakarta berasal dari daerah di Jawa Barat dan Banten. Mereka menyerang aparat dan membakar sejumlah mobil di markas Brimob Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (22/5/2019).
Informasi yang dihimpun, sebanyak 70 perusuh Jakarta telah ditangkap polisi. Beberapa dari pelaku kerusuhan Jakarta itu mengenakan tato.
Selain itu, mereka juga mengaku dibayar Rp300 ribu per orang untuk melakukan aksi dan membuat kerusuhan di Jakarta. Bahkan ada yang membawa bom molotov.
Para perusuh ini memulai aksinya di Petamburan. Sebab, kawasan ini dikenal sebagai markas Front Pembela Islam (FPI). Perusuh membuat kerusuhan dengan taktik adu domba antara aparat dan laskar FPI Petamburan.
Taktik adu domba itu dibenarkan oleh Panglima FPI Jakarta Habib Muhsin. Ia menyebut ada pihak ketiga yang berada di balik kerusuhan Petamburan, Rabu (22/5) dini hari.
"Memang kita tahu ini terjadi, dilakukan oleh pihak ketiga yang sengaja membuat kekacauan," ucap Habib Muhsin.
Habib Muhsin menegaskan, pihak ketiga itu sengaja membuat kekacauan di Petamburan untuk mengadu domba polisi dan warga setempat.
"Saya ingin sampaikan sekali lagi kepada awak media, apa yang dilakukan sekarang ini, jelas mutlak ada pihak ketiga untuk pengadudombaan," imbuhnya.
Pengakuan Habib Muhsin diamini Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Hengki Haryadi. Kombes Hengki membeberkan kronologi kerusuhan di Petamburan pada Rabu (22/5) dini hari.
Hengki menceritakan, awalnya polisi melakukan patroli di kawasan Petamburan. Tiba-tiba ada sekelompok massa melempari kendaraan patroli polisi dengan batu.
"Tidak lama kita datangkan pasukan. Ternyata justru mendapat perlawanan lebih besar lagi," ucap Kombes Hengki, Rabu (22/5/2019).
Kombes Hengki lantas berkoordinasi dengan Panglima FPI Jakarta, Habib Muhsin. Ternyata, para perusuh bukan warga Petamburan, melainkan berasal dari luar Jakarta.
"Ternyata sebagian besar dari luar daerah. Tasik, Majalengka, Banten, banyak dari luar daerah yang tidak dikenal oleh masyarakat (Petamburan)," tandas Kombes Hengki.
(Rls/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar