SerangTimur.Co.Id, JAKARTA | Pagi ini kantor Kementerian Kesehatan di demo oleh puluhan aktivis Relawan Kesehatan Indonesia (Rekan Indonesia). Mereka menuntut penghapusan Kepmenkes Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018 yang mencabut jaminan terhadap 2 jenis obat untuk penderita kanker usus besar.
Agung Nugroho, ketua nasional Rekan Indonesia dalam keterangannya dilokasi aksi menyatakan bahwa keputusan menteri kesehatan tersebut tidak berperikemanusiaan. Bahkan cendrung tidak peduli dengan nasib rakyat kecil yang tidak akan mampu membeli 2 jenis obat untuk penderita kanker usus besar yang dihapus dari jaminan BPJS yaitu bevaxizuma dan cetuximab.
"Harga untuk 2 obat tersebut sangat mahal sekitar kurang lebih 10 juta. Mana mungkin rakyat miskin mampu membeli obat semacam itu," tegas Agung Nugroho, Kamis (28/2/19).
Agung menjelaskan bahwa alasan utama dicabutnya jaminan terhadap bevaxizumab dan cetuximab lebuh disebabkan oleh efesiensi dana BPJS yang mengalami defisit. Menurut Agung jelas keputusan menkes tersebut tidak fair.
"Penyebab defisitnya BPJS itu karena buruknya sistem pengelolaan yang dijalankan oleh pengurus BPJS kan harusnya BPJS nya yang dibenahi ini kok malah hak pasien yang dikurangi untuk menutup defisit tersebut," ungkap Agung Nugroho.
Sementara itu Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan saat ini instansinya masih mempertimbangkan aspirasi masyarakat. Ia menyadari bahwa masih ada penderita kanker usus yang membutuhkan obat tersebut.
“Jadi memang ada beberapa pertimbangan yang kami pikirkan. Masih ada pihak yang membutuhkan obat tersebut,” jelas Nila hari ini di Jakarta menanggapi demo di kantornya itu.
(Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar