Yasan Al-Mujahidin Cihideung Segera Dirikan Sekolah Al-Azhar

serangtimur.co.id
Kamis, Januari 31, 2019 | 18:17 WIB Last Updated 2019-01-31T11:17:25Z

SerangTimur.Co.Id, PANDEGLANG |Tidak lama lagi di Kampung Cihideung, Desa Batubantar, Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang akan berdiri Sekolah Islam Al-Azhar atas kerjasama Yayasan Al-Mujahidin Cihideung Cimanuk (YAMCC) Pandeglang dengan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar (YPIA), Kamis (31/1/19).

Pada acara “riungmungpulung” di Cihideung baru - baru ini, salah seorang Pendiri yang juga Ketua Pembina YAMCC H. Muflich Rafiuddin menyatakan optimistis Al-Azhar Cihideung memiliki prospek cerah.

Acara riungmungpulung yang berlangsung meriah itu sendiri diselenggarakan dalam rangka do’a bersama dan syukuran terkait akan berdirinya sekolah Islam Al-Azhar di Kampung Cihideung,

Menurut H. Muflich, selain karena lokasinya strategis di pinggir jalur utama Labuan - Pandeglang, nama Kampung Cihideung itu sendiri sudah dikenal luas sejak zaman perang Kemerdekaan.

Konsultan Pendidikan Al-Azhar yang juga mantan Pendiri Koperasi Al-Azhar dan Kepala SD Islam Al-Azhar selama 20 tahun itu menjelaskan, pada masa lalu banyak tokoh nasional yang berkunjung ke Cihideung, menemui tokoh kharismatis dan pejuang kemerdekaan yang lahir dan berdomisili di sana, yakni alm. H. Mas Mustofa (Haji Apo).

"H. Mustofa adalah seorang pejuang yang membela rakyat dari penjajahan Belanda serta pejuang pendidikan untuk mencerdaskan ummat, karena almarhum juga membangun Pendidikan Madrasah Islam Indonesia di Cihideung," ujarnya.

Ia juga menjelaskan, beberapa tokoh nasional yang pernah menemui H. Mustofa di Cihideung antara lain ulama kharismatis Buya Hamka, Bung Tomo (pejuang kemerdekaan dari Surabaya) dan Dr. Muhammad Natsir (Perdana Menteri pertama RI, Menteri Penerangan, dan tokoh internasional di dunia Islam).

'Kemudian Prof. Mr. Kasman Singodimejo SH (Jaksa Agung Indonesia periode 1945 sampai 1946 yang juga Ketua Komite Nasional Indonesia Pusat yang menjadi cikal bakal dari Dewan Perwakilan Rakyat - DPR)," terangnya.

Lebih jauh diceritakan, tokoh lain adalah Mr. Syafrudin Prawiranegara (Kepala Pemerintah Darurat RI serta Gubernur Bank Sentral pertama RI yang juga pernah menjadi Menteri Keuangan). Lalu Mr. Mohammad Roem (salah seorang tokoh dari Konferensi Meja Bundar yang diselenggarakan 23 Agustus - 2 November 1949 di Den Haag Belanda).

"Beberapa tokoh Parpol Masyumi juga pernah menemui H. Mustofa di Cihideung, yakni Prawoto Mangkusasmito dan KH. Abdullah Salim, selain juga juga KH. Sholeh Iskandar dan KH. EZ. Muttaqin, tokoh pejuang yang memiliki integritas dan komitmen tinggi dalam memperjuangkan agama, bangsa, dan negara," tukasnya.

Sementara itu Ketua YAMCC H. Salman Sunardi pada acara riungmungpulung menyatakan bersyukur yayasan yang dipimpinnya sudah berbadan hukum berdasarkan SK Menteri Hukum dan HAM dengan Akte Yayasan Nomor 70 tanggal 25 September 2018.

"Dengan memiliki payung hukum tersebut, lanjutnya, maka YAMCC sudah siap bekerjasama secara resmi dengan YPIA untuk mendirikan sekolah Al-Azhar di Kampung Cihideung. Kerjasama akan didahului dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) kedua pihak," terangnya.

Salman juga menjelaskan, para pengurus YPIA telah mengirimkan tim survey ke Cihideung Pandeglang guna melihat kesiapan fisik yang akan menjadi lokasi sekolah Al-Azhar di sana.

"Lokasi dan ruang kelas yang ada sementara ini masih ditempati Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cihideung Pandeglang. Sekolah tersebut akan pindah ke lokasi yang tidak begitu jauh dari Kampung Cihideung pada tahun 2019 ini," jelasnya.

Ia menambahkan, Sekolah Islam Al-Azhar nanti (yang baru akan beroperasi pada tingkat TK dan SD) akan langsung menempati lokasi yang ditinggalkan MAN tersebut karena status lahan dan sebagian besar bangunannya adalah milik warga Cihideung dengan status tanah wakaf.

Terkait “riungmungpulung”, Mex’s Igo Ricardo selaku salah seorang penggagas acara itu menyatakan bersyukur bahwa acara berupa makan siang bersama itu juga  dihadiri sejumlah tokoh Cihideung yang berdomisili di luar daerah seperti Serang, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Acara itu menjadi unik karena nasi dan lauk - pauknya diletakkan di daun pisang yang disusun secara memanjang, dan para peserta riungmungpulung makan bersama dengan posisi duduk berhadapan. Adapun lauk - pauknya antara lain berupa pepes belut serta belut, lele, dan ikan mas panggang plus sambel honje dan sambel tomat. (GOBRIS)
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Yasan Al-Mujahidin Cihideung Segera Dirikan Sekolah Al-Azhar

Tidak ada komentar:

Trending Now

Iklan